Monday, July 20, 2015

Lament 5 - gelang kaki

Gemerincing tapak
Mengundang banyak mata
Ada bekas yang terjejak
menusuk dalam suaka
Tali mulai meninggi
Seiring mentari dan rembulan berbagi hari
Hati tertikam sunyi
Bukan kuasa seribu bunga tuk menepi
Bibir hitam itu diam
Di bawahnya telaga mencuri bayang
Kelambu yang diikat tak lekang-lekang
Putih angkasa membagi nuansa
Menyeruak suasana bersama angin
yang diam - diam menyimpan murka
Saat bibir ombak menyentuh pusara karam
Duduk si gadis pemungut kerang
Senyumnya tak secantik jemari yang bergores sana-sini
Dan saat ia pergi ombak menarikan irama gelang kaki

____
L.N
M July 20th 2015

Wednesday, July 15, 2015

Lament 4 - Beku

Salju turun
Menutup pintu satu satu
Menghancurkan pagar biru
Duri kelabu yang menghujam rumput
Salju tegap di tepi jendela
Di atap-atap yang lesu
Di kaki-kaki yang ragu
salju angkuh
Di engsel-engsel rapuh
Ayunan yang lusuh
Salju masih berdiri
Enggan bergerilya atau lari
Padahal bunga mulai menari
Pertanda musim semi
Dan pagi

Friday, July 10, 2015

Lament 2- cerita

Dengarlah kawan, aku punya cerita
Tentang peri dan  istana
Gedung temaram dan rembulan sbagai pelitanya
Lihatlah kawan di sana tak ada durjana
Keluh kesah semua sirna
Itu istana cahaya orang menyebutnya
Pintu slalu terbuka
Aku tak tahu bagaimana di dalam sana
Karena temanku pun tak pernah masuk
Di pintunya bergumul para peri bersayap warna-warni
Mungkin dari sini asal pelangi
Di jendelanya penuh musik tanpa notasi
Aku ingin pergi
Masuk dan menggerayangi tiap dindingnya
Tapi tak ada yang kuasa
Tidak juga si peri yang berbagi cerita
Bahkan angin tak mampu menembus tebal dinding dan pintu itu
Memang ia indah dan terbuka
Tapi tak ada yang bisa masuk ke dalamnya
Belum, kawan.

-------
L.N
July, 11th 2015

Thursday, July 9, 2015

Lament 1- Jendela Kayu

Ingatkah kau
Tentang kisah yang tak sempat di ujar lautan
Pada camar yang memilih terbang berputar
Tentang cerita putri dan mahkota
Yang terbaring dalam kapal karam
Tentang gurita yang menunggu mangsa
Dan tentang simpul yang tak perlu kau jaga
Karna abadi adanya
Dari balik jeruji
Dengarlah
Meski bising ombak membelah bibir pantai
Dengarlah sajak yang di ujar
Seorang pria renta
Dari balik jendela kayu yang berlomba dengannya,
Lapuk di makan usia
Senja

---------
July, 9th 2015
L.N