1. Petra
>> Petra, atau dalam legenda di sebut sebagai kota mawar merah, di juluki sebagai kota yang memiliki usia separuh dari usia waktu itu sendiri. Petra adalah ibukota dari kerajaan Nabatean. sebuah kota unik yang di ukir langsung di pegunungan berabad-abad lalu oleh para penduduk Nabatean, yang menjadikannya sebagai jalur singgah yang penting bagi perdagangan sutra yang terhubung ke China, India, Mesir, Yunani dan Romawi. Setelah beberapa gempa bumi menghancurkan sistem air, kota tersebut hampir sepenuhnya di lupakan. setelah perang salib, Petra benar-benar di lupakan hingga di temukan kembali oleh Johann Ludwig Burckhardt, seorang penjelajah asal Swiss pada tahun 1812
2. Pompeii
On August 24, 79 AD, the volcano Vesuvius erupted, covering the nearby town Pompeii with ash and soil, and subsequently preserving the city in its state from that fateful day. Everything from jars and tables to paintings and people were frozen in time. Pompeii, along with Herculaneum, were abandoned and eventually their names and locations were forgotten. They were rediscovered as the results of excavations in the 18th century. The lost cities have provided an extraordinarily detailed insight into the life of people living two thousand years ago.
>> Pada tanggal 24 Agustus, gunung berapi Vesuvius meledak dan menutupi kota terdekat, Pompeii dengan abu dan tanah,dan tetap mempertahankan keadaan kota itu sejak terjadinya letusan. segalanya- mulai dari guci dan meja hingga lukisan dan orang-orang seolah terbekukan waktu. Pompeii dan Herculaneum, mulai di lupakan dan lambat laun nama dan tempat merekapun terlupakan. Keduanya di temukan kembali pada abad ke-18 dalam sebuah penggalian.
3. Ani
Situated along a major east-west caravan route, Ani first rose to prominence in the 5th century AD and had become a flourishing town and the capital of Armenia in the 10th century. The many churches built there during this period included some of the finest examples of medieval architecture and earned its nickname as the “City of 1001 Churches”. At its height, Ani had a population of 100,000 to 200,000 people. It remained the chief city of Armenia until Mongol raids in the 13th century, a devastating earthquake in 1319, and shifting trade routes sent it into an irreversible decline. Eventually the city was abandoned and largely forgotten for centuries. The ruins are now located in Turkey.
>> Berlokasi di sepanjang rute utama caravan, Ani pertama sekali di kenal pada abad ke-5 dan telah menjadi sebuah kota yang berkembang serta ibukota dari Armenia pada abad ke-10. banyak gereja yang di bangun di sini selama periode ini. Gereja-gereja tersebut kebanyakan di bangun dengan gaya arsitektural abad pertengahan, karena banyaknya gereja di kota ini, maka kota ini mendapatkan julukan "Kota 1001 gereja". Namun, sebuah gempa bumi hebat pada tahun 1319 membuat kota ini terlupakan dari peradaban. saat ini, reruntuhannya dapat kita lihat di Turki
4. Ctesiphon
In the 6th century Ctesiphon was one of the largest city in the world and one of the great cities of ancient Mesopotamia. Because of its importance, Ctesiphon was a major military objective for the Roman Empire and was captured by Rome, and later the Byzantine Empire, five times. The city fell to the Muslims during the Islamic conquest of Persia in 637. After the founding of the Abbasid capital at Baghdad in the 8th century the city went into a rapid decline and soon became a ghost town. Ctesiphon is believed to be the basis for the city of Isbanir in the Thousand and One Nights. Located in Iraq, the only visible remain today is the great arch Taq-i Kisra.
>> Pada abad ke-6, Ctesiphon merupakan salah satu kota terbesar di dunia dan merupakan salah satu kota kuno Mesopotamia yang menakjubkan. karena pentingnya kota ini, Ctesiphon menjadi target utama kekuatan militer romawi. Kota ini ditaklukkan oleh Roma, lalu kerajaan Bizantium sebanyak 5 kali. kota ini jatuh ke tangan kaum Muslimin selama kaum muslimin menaklukkan Persia pada tahun 637.
Setelah berdirinya ibukota Abbasiyah di baghdad pada abad ke-8 kota ini mulai di tinggalkan dan dengan segera menjadi kota kosong.
Ctesiphon di percaya menjadi dasar utama dari kota Isbanir dalam kisah seribu satu malam. Berlokasi di Iraq, satu-satunya hal yang terlihat hingga kini hanyalah lengkungan besar Taq-i Kisra.
5. Palmyra
For centuries Palmyra (“city of palm trees”) was an important and wealthy city located along the caravan routes linking Persia with the Mediterranean ports of Roman Syria. Beginning in 212, Palmyra’s trade diminished as the Sassanids occupied the mouth of the Tigris and the Euphrates. The Roman Emperor Diocletian built a wall and expanded the city in order to try and save it from the Sassanid threat. The city was captured by the Muslim Arabs in 634 but kept intact. The city declined under Ottoman rule, reducing to no more than an oasis village. In the 17th century its location was rediscovered by western travelers.>> Selama beberapa abad, Palmyra (kota pohon palem) menjadi sebuah kota yang penting dan kaya. Kota ini terletak di jalur karavan yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Mediterania, Roma dan Suriah.
Bermula pada tahun 212, perdagangan Palmyra mulai mengalami penurunan, sejak Sassanid menduduki mulut Tigris dan Efrat. Kaisar Roma, Diocletian membuat sebuah dinding dan meluaskan kota untuk mencoba menyelamatkan kota dari ancaman Sassanid. kota ini di taklukkan oleh orang Arab pada tahun 634 namun tetap di biarkan utuh. Kota ini mengalami penurunan sejak di perintah oleh Ottoman, dan lambat laun hanya menyisakan tidak lebih dari sebuah desa oasis. pada abad ke-17 lokasi kota ini kembali di temukan oleh penjelajah barat.
Source : http://www.touropia.com/lost-cities/
------
L.N
Sept 1st, 2014
No comments:
Post a Comment